Keutamaan Menjadi Perintis dan Pembuka Pintu Kebaikan
Barang siapa yang membuat jalan kebaikan dalam Islam, kemudian amalan
tersebut tetap diamalkan setelahnya, maka akan dituliskan baginya
ganjaran pahala orang-orang yang mengamalkannya tanpa harus mengurangi
pahala mereka. dan Barang siapa yang membuat jalan kejelekan dalam
Islam, kemudian kejelekan tersebut tetap dilakukan setelahnya, maka akan
dituliskan baginya ganjaran dosa orang-orang yang melakukannya tanpa
harus mengurangi dosa-dosa mereka.
Keutamaan menjadi perintis kebaikanDari Jarir bin Abdillah radhiallahu ’anhu berkata:” Datang serombongan orang dari dusun menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam maka Beliau melihat kondisi mereka yang memperihatinkan, ditimpa kemiskinan. Maka Beliau menganjurkan agar manusia bersedekah, namun mereka terlihat tidak menanggapi Beliau sehingga terlihat (kegelisahan) pada wajah Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, hingga datanglah seorang lelaki dari golongan Ansar membawa satu kantong uang perak, yang kemudian di ikuti yang lainnya sehingga terlihat kegembiraan di wajah Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, setelah itu barulah beliau shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:”
مَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِها
بعْدَهُ كُتِب لَه مثْلُ أَجْر من عَمِلَ بِهَا وَلا يَنْقُصُ مِنْ
أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، ومَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ
بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وزر من عَمِلَ بِهَا ولا يَنْقُصُ
من أَوْزَارهِمْ شَيْءٌ
“Barang siapa yang membuat jalan kebaikan dalam Islam, kemudian
amalan tersebut tetap diamalkan setelahnya, maka akan dituliskan baginya
ganjaran pahala orang-orang yang mengamalkannya tanpa harus mengurangi
pahala mereka. dan Barang siapa yang membuat jalan kejelekan dalam
Islam, kemudian kejelekan tersebut tetap dilakukan setelahnya, maka akan
dituliskan baginya ganjaran dosa orang-orang yang melakukannya tanpa
harus mengurangi dosa-dosa mereka. HR MuslimNabi shallallahu ’alaihi wasallambersabda:”
الدال على الخير كفاعله
Yang menunjukkan manusia jalan kebaikan seolah-olah dia sama dengan
orang yang mengamalkannya. (Disahihkan oleh syeikh al-Albani).Nabi shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda:”
خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. (Di Hasankan oleh syeikh al-Albani rahimahullah).Jadilah pembuka pintu kebaikan
Ibnu majah dan Ibnu Abi ‘Ashim meriwayatkan dalam sunannya, dari hadis Anas bin Malik radhiallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:”
Sesungguhnya sebagian dari manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan, penutup kejelekan, dan sesungguhnya ada sebagian manusia yang menjadi pembuka kejelekan, penutup kebaikan, maka beruntunglah orang-orang yang dijadikan Allah kedua tangannya sebagai pembuka kebaikan, dan binasalah orang-orang yang dijdikan Allah kedua tanggannya sebagai pembuka kejelekan.”
” إن من الناس ناس مفاتيح للخيرمغاليق للشر، وإن من الناس ناس
مفاتيح للشر مغاليق للخير فطوبى لمن جعل الله مفتاح الخيرعلى يديه وويل
لمن جعل الله مفتاح الشر على يديه “
Hartamu adalah milik Allah
قال الله -تعالى-: (آَمِنُوا
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ
فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ)(الحديد:7)،
Maka berimanlah pada Allah dan RasulNya dan berinfaqlah
dari apa-apa yang telah Allah berikan kepada kalian, dan adapun bagi
mereka yang beriman dan berinfaq ganjaran yang besar
وقال -تعالى-: (وَمَا لَكُمْ أَلا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ)(الحديد:10).
Dan kenapa kalian enggan berinfaq di jalan Allah padahal milik Allah semua kekayaan yang terdapat di langit dan bumi.Keutamaan bersedekah
قال -تعالى-: (مَثَلُ الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ
وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)(البقرة:261).
Perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah
sebagaimana perumpamaan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, di
setiap tangkai menghasilkan seratus biji dan Allah akan melipat gandakan
terhadap orang-orang yang dia kehendaki dan Allah Maha Luas lagi Maha
Mengetahui.Investasi akhirat yang tidak terputus
قال صلى الله عليه و سلم ” إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : علم ينتفع به ، وصدقة جارية ، وولد صالح يدعو له “
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:” Jika Anak Adam
meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: ilmu yang
bermanfaat, shadaqah jariyah dan anak yang sholeh yang mendoakannyaPotret para salaf dalam berinfaq
Kisah Abu Thalhah al-Ansari radhiallahu ’anhu yang menyedekahkan kebun kurmanya ketika turun ayat
(لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ)(آل عمران:92)
Kamu tidak akan pernah mendapatkan kebaikan hingga mampu menginfaqkan dari apa yang kamu cintai.Ayat ini diwahyukan pada saat Rasulullah sudah menetap di Madinah. Diriwayatkan dalam hadis, sesaat setelah mendengarkan ayat 92 Surat Al Imran ini dibacakan, Abu Thalhah langsung menghadap Rasulullah. Sahabat ini mantap menyerahkan harta yang paling dicintainya, yakni kebun kurma ‘Bairahah’ kepada Rasulullah untuk dimanfaatkan sebagai pembiayaan perjuangan. Kebun ‘Bairahah’ saat itu terletak di depan masjid Nabawi Madinah, letaknya strategis di pinggir jalan raya, pun hasilnya selalu melimpah dan pemandangannya terkenal sangat indah.
Bagi para petani Madinah, kebun serupa ‘Bairahah’ adalah investasi ekonomi yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda di dunia. Namun bagi Abu Thalhah, investasi akhirat jauh lebih mendatangkan manfaat, berbunga syafaat dan berjangka selamanya, yaitu dengan cara menyedekahkan harta ‘Bairahah’ tercintanya itu kepada kepentingan sosial.
Abu Thalhah meyakini jika kebun itu tertinggal di dunia dan tidak disedekahkan, mungkin hanya akan jadi hiasan atau seonggok warisan bagi keluarganya saja. Tapi bila didermakan, akan lebih banyak manusia selain keluarganya bisa menikmati hasil kebun itu.
Kisah Abu Dahdah radhiallahu ’anhu ketika turun ayat yang berbunyi
(مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا)(البقرة:245).
Siapa yang mau meminjamkan untuk Allah pinjaman yang baikAbu Dahdah bergegas mendatangi Rasulullah untuk bertanya: “Ya Rasululah, apakah Allah ingin meminjam dari hambanya?” “Benar” jawab Rasul. Spontan Abu Dahdah mengacungkan tangannya seraya berkata “Ulurkan tangan anda, wahai Rasulullah”.
Rasulullah mengulurkan tangannya, dan langsung disambut olehAbu Dahdah sambil berkata “Aku menjadikan anda sebagai saksi bahwa kupinjamkan kebunku kepada Allah“.Tsabit sangat gembira dengan keputusannya itu. dalam perjalanan pulang, dia mampir ke kebunnya. Dilihatnya istri dan anak-anaknya tengah bercengkrama dibawah pepohonan yang sarat dengan buah kurma.
Dari pintu kebun, Abu Dahdah memanggil istrinya, “Hai Ummu Dahdah! cepat keluar dari kebun ini, Aku sudah meminjamkan kebun ini kepada Allah SWT” Istrinya menyambut dengan suka cita. “Engkau tidak rugi, suamiku, engkau beruntung, engkau sungguh beruntung,” katanya seraya mengeluarkan kurma yang sudah berada dalam mulut anak-anaknya. “Nak, ayo keluarkan, ayahmu sudah meminjamkan kebunini kepada Allah Ta’ala.”
Atas peristiwa tersebut Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah mengabarkan “Berapa banyak pohon sarat buah yang kulihat di surga atas nama Abu Dahdah“.
Kisah Utsman bin Affan radhiallahu ’anhu dan infaqnya pada perang Tabuk.
Abdurrahman bin Khabbab radhiallahu ’anhu mengkisahkan:Aku menyaksikan Nabi shallallahu ’alaihi wasallam memotifasi berinfak kepada para pasukan dalam perang sulit(perang Tabuk), maka Utsman radhiallahu ’anhu berdiri dan berrkata:” Wahai Rasulullah…biar aku yang menanggung biaya perang dengan menginfakkan seratus ekor untaku lengkap dengan seluruh benda dan perbendaharaan yang ada diatas punggungnya”. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam kembali memotivasi pasukan untuk berinfaq, ternyata kembali Utsman berkata: Biar aku yang menanggungnya Ya Rasulullah dengan menginfakkan tiga ratus ekor untaku lengkap dengan seluruh benda dan perbendaharaan yang ada padanya”. Berkata Abdurrahman: Aku melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam turun dari mimbar sembari berkata:”
« ما على عثمان ما فعل بعد هذه.. ما على عثمان ما فعل بعد هذه» أخرجه الترمذي وقال: غريب وله شواهد.
Tidak berbahaya lagi apa yang dilakukan Utsman setelah ini. Tidak berbahaya lagi apa yang dilakukan setelah ini. HR TirimiziKisah Sahabat yang menjamu tamu Rasulullah yang padanya turun ayat
(وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ)(الحشر:9)
Dan mereka lebih mendahulukan orang lain atas diri mereka walaupun sebenarnya mereka sangat membutuhkannyaBerinfaqlah sebelum matimu
قال الله -تعالى-: (وَأَنْفِقُوا
مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ)(المنافقون:10)،
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan Infaqkanllah dari apa
yang kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada kalian,
maka ketika itulah baru jiwa berkata: Ya Rabb kenapa tidak kau
tangguhkan sebentar agar aku dapat berinfaq dan jadi orang yang sholeh.
وقال -صلى الله عليه وسلم-: (يَتْبَعُ
الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ،
يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ،
وَيَبْقَى عَمَلُهُ) متفق عليه.
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:” Ada tiga Hal yang
mengikuti jenazah, yang dua kembali dan yang satu menetap bersamanya,
yang akan mengiringinya adalah keluarga, harta dan amalnya, adapun
keluarga dan hartanya akan kembali dan yang tetap bersamanya adalah
amalnya.Sumber : www.abufairuz.com
Post a Comment